Minggu lalu, Nokia sudah memperingatkan publik akan adanya penurunan permintaan di pasar ponsel global. Kemarin, produsen ponsel terbesar dunia ini mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan operasinya di pasar Jepang untuk mengurangi biaya dan melakukan penghematan.
Executive Vice President Nokia, Timo Ihamuotila menyalahkan "iklim ekonomi global saat ini" dan menambahkan bahwa "kami telah menyimpulkan bahwa investasi di varian produk yang spesifik untuk pasar Jepang tidak lagi bisa dipertahankan.
Sebagai tindak lanjut, Nokia akan fokus pada aktivitas R&D global, menitik beratkan pada peluang untuk memasarkan Vertu dan mengembangkan aktivitas sourcing Nokia."
Vertu yang merupakan produk Nokia yang menargetkan pasar ponsel mewah akan menjadi lini produk satu-satunya yang mewakili kehadiran Nokia di pasar ponsel Jepang. Ponsel Vertu ini dihargai $5.000 per buah.
Keputusan Nokia untuk menarik dirinya dari pasar Jepang berarti hilangnya kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya di Jepang. Tidak seperti di banyak negara lain di mana Nokia mendominasi industri ponsel, Nokia hanya memiliki kurang dari 1% pangsa pasar handset Jepang, jauh di bawah dominasi merk kuat lokal seperti Sharp dan Sony.
Jepang sendiri secara resmi telah memasuki periode resesi, berita yang dikeluarkan Japan Electronics and Information Technology Industries Association (JEITA) juga mengatakan bahwa pengeluaran masyarakat untuk pembelian gadget mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Banyak toko yang memotong persediaan untuk menanggapi kondisi di mana niat beli penduduk terus berkurang sejalan dengan menurunnya perekonomian Jepang secara drastis.
0 comments:
Post a Comment